Kotagede, salah satu daerah di kota Yogyakarta bagian selatan yang memiliki suasana jadul dan menenteramkan hari. Kota yang sepi namun ramai, dan selalu bisa mengukir kenangan yang tidak terlupakan.
Di sana memang tidak ada tempat hiburan modern yang selalu menjadi tujuan orang-orang kebanyakan, itulah mengapa Kotagede saya sebut sepi. Namun, Kotagede juga ramai dengan aktifitas sehari-hari warga yang tradisional, seperti di Pasar Kotagede yang selalu ramai mulai dari dini hari hingga malam.
Ada yang menarik setiap hari Legi (dalam kalender jawa). Pada hari itu, pasar Kotagede akan sangat ramai dengan kicauan burung dan suara teriakan bapak-bapak yang sibuk melakukan aktifitas tawar menawar. Ya, ada pasar burung dadakan setiap hari itu. Hari berkumpulnya para pecinta burung dari berbagai daerah dan bisa dipastikan kawasan pasar Kotegede akan macet total. Jadi, jangan sekali-kali mengendarai mobil atau bahkan motor melewati pasar Kotagede di hari Legi.
Pasar burung setiap Legi
Selain pasar burung, saya juga akan berbagi beberapa sudut yang manarik di Kotagede.
# Kuliner jadul, Sido Semi (Warung Tempo Doeloe nan Eksotis).
Menu di Sido Semi
Gambar di atas itu daftar menu di Sido Semi. Sudah jelas terlihat, dari ejaannya dan harganya memang warung ini adalah warung jadul. Ada sejak tahun 1957, warung Sido Semi memiliki menu yang tidak berubah, dari bakso, es kacang ijo, limun sarsaparila, es buah dan jenis es lain yang segar.
Alamatnya ada di jalan Canteng, kurang lebih 100 meter ke selatan dari kompleks makam kerajaan/ masjid mataram. Warung dan perabotan/hiasan warung yang jadul membuat kita serasa kembali ke masa lalu, dimana semuanya masih tradisional.
Denah ke Sido Semi
Jika ingin mencobanya, silahkan datang selain hari Selasa, karena
Yen Selo So Tutup.
# Jajanan tradisional, Kipo.
Kipo sudah pernah saya bagi di postingan sebelumnya. tapi tidak salah untuk sedikit mengulasnya lagi. Kipo adalah jajanan imut berwarna hijau dengan rasa manis. Ukurannya yang hanya sebesar ibu jari orang dewasa ditambah dengan rasa yang enak membuat kita tidak gampang untuk berhenti mengunyahnya. Asal-usul dari nama kipo sendiri juga unik, yaitu berasal dari sebuah kata tanya "iki opo?". Kipo ini dibuat dari tepung ketan dengan pewarna alami (daun suji dan daun pandan), ditambah isian manis dari parutan kelapa dan gula jawa. Proses pembuatannya hanya dengan dibakar di atas wajan lempung.
Kipo
Pembuat jajanan ini banyak ditemui di jalan ke arah barat dari pasar (Jl. Mondrokan). Harganya sangat murah, satu bungkus (isi 5) hanya sekitar 1400 rupiah saja.
# Kerajinan Perak
Ini dia yang paling khas dari Kotagede, Perak. Kotagede memang sangat dikenal kerajinan peraknya dan sentra kerajinan perak ini telah menjadi brand image tersendiri bagi setiap wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
Kerajinan perak
Toko-toko perak akan terlihat berjajar di sebelah kanan dan kiri jalan, mulai dari jalan Kemasan, jalan Mondrokan, sampai jalan Tegal gendu. Selain toko-toko perak yang berada di pinggir jalan, para pengrajin perak rumahan juga banyak di sana, khususnya jika Anda masuk menyusuri gang-gang sempit. Di beberapa rumah, biasanya di jendela akan nampak kakek-kakek pengrajin yang sedang berkosentrasi memperhatikan detail perak hasil tangan mereka.
Pengrajin Perak
Banyak jenis perak yang tersedia di Kotagede, ada perhiasan macam kalung, cincin, bros, dll, serta miniatur bangunan dan wayang juga banyak tersedia di sana. Untuk harganya, bermacam-macam tergantung berat dan tingkat kerumitannya, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Miniatur Borobudur dari perak
Itulah beberapa sisi bagus dari Kotagede, semoga bisa menjadi info yang menarik.