This is Random

Dear Marie by John Mayer

3/18/2014 Posted by Unknown No comments
 
Dear Marie,
Tell me what it was I used to be?
Oh, dear Marie,
Tell me what it was I used to be?

And if you're further up the road can you show me what I still can't see

Remember me?
I'm the boy you used to love when you were fifteen
Remember me?
I'm the boy you used to love when you were fifteen

Now I wonder what you think when you see me in a magazine

From time to time I'll go looking for your photograph online
From time to time I'll go looking for your photograph online

But some county judge in Ohio is all I ever find

Dear Marie,
Tell me do you still believe in me?
Oh, dear Marie,
Tell me do you still believe in me?

Well, I got my dream, but you got a family
Yeah, I got that dream, but you got yourself a family
Yeah, I got that dream, but I guess it got away from me

Kotagede, Kota Perak yang Bagus

3/11/2014 Posted by Unknown No comments
Kotagede, salah satu daerah di kota Yogyakarta bagian selatan yang memiliki suasana jadul dan menenteramkan hari. Kota yang sepi namun ramai, dan selalu bisa mengukir kenangan yang tidak terlupakan.
Di sana memang tidak ada tempat hiburan modern yang selalu menjadi tujuan orang-orang kebanyakan, itulah mengapa Kotagede saya sebut sepi. Namun, Kotagede juga ramai dengan aktifitas sehari-hari warga yang tradisional, seperti di Pasar Kotagede yang selalu ramai mulai dari dini hari hingga malam.
Ada yang menarik setiap hari Legi (dalam kalender jawa). Pada hari itu, pasar Kotagede akan sangat ramai dengan kicauan burung dan suara teriakan bapak-bapak yang sibuk melakukan aktifitas tawar menawar. Ya, ada pasar burung dadakan setiap hari itu. Hari berkumpulnya para pecinta burung dari berbagai daerah dan bisa dipastikan kawasan pasar Kotegede akan macet total. Jadi, jangan sekali-kali mengendarai mobil atau bahkan motor melewati pasar Kotagede di hari Legi.

Pasar burung setiap Legi

Selain pasar burung, saya juga akan berbagi beberapa sudut yang manarik di Kotagede.

# Kuliner jadul, Sido Semi (Warung Tempo Doeloe nan Eksotis).
 
Menu di Sido Semi
Gambar di atas itu daftar menu di Sido Semi. Sudah jelas terlihat, dari ejaannya dan harganya memang warung ini adalah warung jadul. Ada sejak tahun 1957, warung Sido Semi memiliki menu yang tidak berubah, dari bakso, es kacang ijo, limun sarsaparila, es buah dan jenis es lain yang segar.
Alamatnya ada di jalan Canteng, kurang lebih 100 meter ke selatan dari kompleks makam kerajaan/ masjid mataram. Warung dan perabotan/hiasan warung yang jadul membuat kita serasa kembali ke masa lalu, dimana semuanya masih tradisional.
 
Denah ke Sido Semi
 Jika ingin mencobanya, silahkan datang selain hari Selasa, karena Yen Selo So Tutup.

# Jajanan tradisional, Kipo.

Kipo sudah pernah saya bagi di postingan sebelumnya. tapi tidak salah untuk sedikit mengulasnya lagi. Kipo adalah jajanan imut berwarna hijau dengan rasa manis. Ukurannya yang hanya sebesar ibu jari orang dewasa ditambah dengan rasa yang enak membuat kita tidak gampang untuk berhenti mengunyahnya. Asal-usul dari nama kipo sendiri juga unik, yaitu berasal dari sebuah kata tanya "iki opo?". Kipo ini dibuat dari tepung ketan dengan pewarna alami (daun suji dan daun pandan), ditambah isian manis dari parutan kelapa dan gula jawa. Proses pembuatannya hanya dengan dibakar di atas wajan lempung. 

 Kipo
Pembuat jajanan ini banyak ditemui di jalan ke arah barat dari pasar (Jl. Mondrokan). Harganya sangat murah, satu bungkus (isi 5) hanya sekitar 1400 rupiah saja. 

# Kerajinan Perak
Ini dia yang paling khas dari Kotagede, Perak. Kotagede memang sangat dikenal kerajinan peraknya dan sentra kerajinan perak ini telah menjadi brand image tersendiri bagi setiap wisatawan yang datang ke Yogyakarta. 

Kerajinan perak
Toko-toko perak akan terlihat berjajar di sebelah kanan dan kiri jalan, mulai dari jalan Kemasan, jalan Mondrokan, sampai jalan Tegal gendu. Selain toko-toko perak yang berada di pinggir jalan, para pengrajin perak rumahan juga banyak di sana, khususnya jika Anda masuk menyusuri gang-gang sempit. Di beberapa rumah, biasanya di jendela akan nampak kakek-kakek pengrajin yang sedang berkosentrasi memperhatikan detail perak hasil tangan mereka. 

 Pengrajin Perak
Banyak jenis perak yang tersedia di Kotagede, ada perhiasan macam kalung, cincin, bros, dll, serta miniatur bangunan dan wayang juga banyak tersedia di sana. Untuk harganya, bermacam-macam tergantung berat dan tingkat kerumitannya, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Miniatur Borobudur dari perak

Itulah beberapa sisi bagus dari Kotagede, semoga bisa menjadi info yang menarik. 

Prinsip Menerjemahkan Menurut Alan Duff

3/04/2014 Posted by Unknown 1 comment
Dalam menerjemahkan, seorang penerjemah sering kali mendapati kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin ditemui, Alan Duff dalam bukunya Translation (1987) memberikan 6 prinsip dalam menerjemahkan.

1. Makna (Meaning)
Sebuah terjemahan harus merefleksikan makna dari teks asli. Penerjemah tidak dapat seenaknya sendiri menambahkan atau mengurangi  makna, meskipun beberapa bagian dari kalimat dapat di ubah urutannya. Terlebih lagi apabila Anda menerjemahkan teks yang sangat penting seperti dokumen legal, ilmiah (patent), atau dokumen kontrak.

2. Bentuk (Form)
Urutan atau susuan kata dan ide kalimat yang terdapat dalam hasil terjemahan sebisa mungkin sama dengan teks asli. Hal ini penting ketika Anda menerjemahkan dokumen legal, kontrak dan dokumen penting lainnya. Meskipun demikian, perbedaan struktur bahasa sering membuat penerjemah harus mengubah bentuk dan susunan kata dalam sebuah kalimat, dan hal tersebut diperbolehkan dengan catatan makna teks asli harus tercakup seluruhnya.

3. Register
Register adalah varietas bahasa yang biasa digunakan pada situasi atau keadaan gaya bahasa tertentu, seperti bahasa formal (resmi) dan informal (tidak resmi). Bahasa sering diklasifikasikan berdasarkan tingkat konteks keformalitasannya. Contoh dokumen yang memakai bahasa resmi adalah dokumen legal, surat bisnis, kontrak dll. Sedangkan untuk yang bahasa menggunakan fixed expression (informal) biasanya adalah saat menerjemahkan subtitle film.

4. Pengaruh bahasa sumber (influence)
Salah satu kritikan terhadap hasil terjemahan yang sering muncul adalah hasil yang tidak natural, atau terkesan kaku. Hal ini mungkin terjadi karena pemilihan kata dan ide seorang penerjemah terlalu terpaku pada teks asli. Untuk mengatasi masalah ini, seorang penerjemah bisa melakukan menerjemahan awal yaitu dengan membaca beberapa kalimat pad teks sumber di dalam pikiran dan hasil terjemahan tersebut di bacakan dengan suara keras. Dengan cara seperti itu, penerjemah akan merasakan jika ada bahasa yang terdengan aneh kemudian penerjemah bisa memperbaikinya dengan menyesuaikan dengan bahasa yang lebih luwes.

5. Style dan Clarity
Pada saat menerjemahkan memang lebih baik penerjemah tidak mengubah gaya bahasa teks asli. Namun, pada situasi tertentu dimungkinkan untuk melakukan perubahan style, misalnya karena terlalu banyak pengulangan pada teks asli.

6. Idiom
Idiomatic expression seperti  smilie, metafor, proverbs, jargon, slang atau colloquialism dan phrasal verbs sering tidak di terjemahkan. Dalam kasus ini idiomatic ini, penerjemah bisa mengunakan cara-cara berikut :
    a. Kata tersebut tidak diterjemahkan namun ditambahkan tanda petik. Contoh : "yuppie"

    b. Tetap membiarkan kata tersebut dengan menyertakan penjelasannya di dalam tanda kurung.

    c. Menggunakan ekpresi non-idiomatic